Sabtu, 08 Maret 2014

(Bukan) Kenangan Buruk.

Ada beberapa orang yang mungkin punya kenangan buruk dengan 'orang di masa lalu'-nya.
Well, gue juga mungkin punya. Tapi gue selalu berusaha buat ngelupain itu. errr.. nggak ngelupain juga sih. Tapi lebih ke gue berusaha untuk tidak lagi marah sama hal itu.
Kemarin, gue ngepost ini dan ini. Tiba-tiba ada seorang temen yang nanya gue, "do you hate him for what he's done to you?" Gue jawab, "Well, yes. Or no." Gue gatau. Kenapa gue gatau gue rasa karena gue ga suka sama apa yang udah dia pilih, tapi gue sudah tidak marah seperti kemarin. begitu.
Yaa.. Gue bukan ga suka sama orangnya. Gue cuma nggak suka sama cara dia berpikir kemarin dan pilihannya, yang menurut gue salah kalo dirunut secara benar. Tapi gue pernah bilang sama dia,gue sekarang melihat dua pribadi yang berbeda di dia. Dia yang baik dan dia yang jahat. Instead of mikirin dia yang jahat, yang akan merugikan gue sendiri, gue lebih memilih memikirkan dia sebagai pribadi yang baik.
Kalo gue pikir-pikir, wajar si temen gue ini bertanya kayak gitu. Gue baru aja menyelesaikan hubungan sama partner gue yang kemarin, jadi masih hot lah buat diomongin. Hehehe. Karena pertanyaan temen gue ini gue jadi khawatir kalau gue terlihat seperti ngejelek-jelekin dia. No. Gue ga maksud gitu. Postingan tentang ngehormatin perempuan itu, ya emang tentang dia. Itu postingan lama banget. Sebenernya mau gue post pas banget habis pulang dari acara itu. Tapi gue ga berani, karena takut kita malah jadi ribut. Makanya ada yang gue samarin (di part gue pernah deket sama seseorang). Tapi sekarang gue lebih berani buat ngepost itu, karena kita udah ngga bareng :p.
Partner gue ini orangnya cukup baik. Dia nggak macem-macem. Dia cenderung pendiam. Dan paling beda di antara cowok-cowok yang pernah deket sama gue. Di luar segala kebaikan dia, gue cuma kecewa sama dia yang ternyata tidak sematang dan sedewasa yang seharusnya kayak yang gue harapin. Itu aja. Emm.. entahlah, gue sudah tidak tertarik membahas kedewasaan dia. Mungkin nanti ketika dia udah benar-benar dewasa, dan bisa menempatkan posisinya di posisi orang lain (gue terutama), baru dia bisa menyadari semuanya. Kalo sekarang sih gue mau ngomong apapun sampai kayak gimana juga rasanya percuma, dia nggak bisa ngerasain dan dia nggak sadar.
Yah kecuali itu, dia baik. Tapi baik bagi yang 'se-baik' dia. :D
Beberapa orang menyarankan gue untuk melupakan dan memaafkan kesalahannya, dan mendoakannya. Beberapa bahkan menambahkan, "kalo jodoh juga nanti balik lagi". Setiap gue di doain gitu yang ada gue malah ketawa. Kalo ngelupain, mungkin agak susah. Gue tipikal memori fotografi. Memaafkan? Im trying. Mendoakannya? Umm.. Terakhir gue mendoakannya itu gue ngedoain dia bisa dapet kerja di tempat yang baik biar dia nggak pusing. Dan dia sekarang udah kerja di tempat yang kemarin lagi, sesuai maunya dia. Tuh, ada doaku menyertaimu disitu. :p Selebihnya, gue lebih mendoakan diri gue sendiri. Untuk mimpi-mimpi di hidup ini. Untuk hidup yang jauh lebih baik. Untuk pasangan yang gue yakinni jauh lebih baik juga tentunya.
Gue berharap gue mengenang dia sebagai orang yang baik, sebagai orang yang pernah baik sama gue, dan pernah punya waktu yang baik sama gue selama kurang lebih 6 tahun kita kenal dekat. Walaupun sekarang masih belum bisa yaaa.. Tapi at least gue berusaha. :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar