Kamis, 06 Maret 2014

Berdamai Dengan Masa Lalu

Belakangan ini kayaknya lagi ada fenomena putus berjamaah deh di sekitar gue. Yah, so sorry to hear that. But we all know that you have to face the life, wheter it bitter or sweet. Percaya aja, bahwa setelah ini akan ada yang sesuai sama lo, baik dan buruknya lo.

Yang bikin gue agak bete sebenernya adalah ada beberapa orang di masa lalu, yang sayangnya tidak bisa berdamai dan menghormati masa lalunya. Jadi, ada beberapa cerita yang gue denger dimana ada orang-orang yang ngejelek-jelekin mantannya setelah putus.

I mean, come on. Rata-rata cerita yang gue denger adalah cerita dari orang seusia gue. Jadi menurut gue culun aja gitu kalo lo masih kayak gitu. Dan sampahnya adalah, mostly orang yang ribet ngejelekin mantannya ini adalah orang yang JUSTRU nyakitin pasangannya. Pak abis.

Gue ngerti kalo mungkin lo bahagia lepas dari pasangan lo. Gue mengerti bahwa mungkin dia pernah nyakitin lo secara sengaja atau enggak dulu. Gue juga ngerti bahwa mungkin lo emang lagi curcol aja, lewat sosmed lagi. Biar seru gitu ada yang komen, or at least he/she will know it when they do kepo-ing.

But, hey, mereka kan juga dulu orang-orang yang kita sayaaang. Dan, kayak tadi yang gue bilang, yang sampah justru adalah malah orang yang nyakitin pihak yang lain. Kan goblok, namanya. Lo udah nyakitin, terus lo tambahin gitu jelek-jelekin mantan lo. Kayaknya gimanaaaaa gitu. Ngeselin. Iya, mungkin lo curhat. Tapi apa yang lo curhatin itu kira-kira bakal nyakitin dia ga? Cobalah sebelum ngelakuin sesuatu, put yourself on their posisition. Gimana kalo lo yang jadi dia? Sanggup lo nanggungnya?

Huft. Umur gue udah 21. Gue dulu pernah pacaran dan putus di umur 15 tahun. Entah apa yang ada di pikiran gue dan pasangan gue waktu itu. Kami mungkin sedikit dibekali kedewasaan yang cukup baik pada saat itu. Yes, we fight, we argue, secara lisan, tulisan, dan mungkin pikiran. Tapi pada akhirnya kita ambil waktu sejenak untuk saling diam. Kami berdua tanpa sadar justru sadar bahwa kami harus bertemu lagi besok, kurang lebih untuk 1 tahun ke depan karena kami masih bersekolah di sekolah yang sama. Masing-masing dari kami, sejauh yang gue tau, sampai saling menghormati satu sama lain dengan tidak membicarakan keburukan yang lainnya di depan orang lain, kecuali mungkin teman terdekat kami. Pada akhirnya kami berdua sekarang (mungkin) sudah berdamai dengan masa lalu kami. Kami sempat bertemu di beberapa kesempatan, saling berjabat tangan dan menanyakan kabar. Begitu saja sudah cukup.

Yang gue pelajari dari ini adalah, kalau emang gue belum bisa berdamai dengan, jangankan masa lalu, sama diri gue sendiri deh. Kalau gue belum bisa berdamai dengan apapun, gue mungkin bakalan, atau malah harus take time dan istirahat. Nggak perlu mikirin mau apa-mau apa. All I need to do is just take a break. Jaga mulut, tangan, pikiran dan hati dari hal yang jahat. Baru setelah itu lo bangun dan siapin diri buat hari baru. Ga usah maksa move on kalo emang belum bisa. Nanti ada waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar