Minggu, 23 April 2017

That Should Be Me

"That should be me..."

Wah, akhirnya gue curhat tentang cerita sendiri lagi di blog gue sendiri. Bukan cerita orang, dan bukan titipan teman.

Jadi, tadi ceritanya gue ke kawinan temen gue. Nah kebetulan gue, temen gue, dan si suaminya ini masih ada dalam satu circle, jadi gue ketemu beberapa orang yang gue kenal di situ (even my ex!).

Tapi hilite malem ini justru bukan gue ketemu mantan gue, yang strangely bahkan temen-temen gue ga ngeh dan ga berakhir jadi bahan cengan (they didn't even put any attention!)

Hilite malem ini justru gue ketemu sama a-long-time-crush gue yang sebenernya gue suka dari kelas 1 SMA sampai kira-kira pertengahan kuliah (almost 4 years, sadly), dan sayangnya dia ngegandeng istrinya.

Gue sendiri bingung kenapa sedih, tapi yaaaa sedih aja karena waktu itu gue berjuang buat dia. Dan ketika perjuangan itu mulai keliatan sinarnya, gue justru balik kanan bubar jalan. GA TAU KENAPA!!

Yah, tapi gimana yaaa...
Namanya jodoh.
Yang berjuang juga pada akhirnya kalah sama yang tertulis di lauhul mahfudz~
Hix 😂

Dan kemudian lagu JB yang That Should Be Me ini keputer terus sejak gue dateng dan di lobby si Gembel ngebisikin, "ada Zeus ama cewenya tadi" sampai detik ini. Oke, bye! Kelar udah ceritanya, dan hanya akan ditertawakan di kemudian hari, bahwa ternyata slogan don't ever give up itu mungkin benar adanya, dan yang pasti hardwork never betray itu 100% betul.

Sudah Tiba Masanya

Oh ternyata..

Sudah tiba masanya ketika kegiatan di hari libur akhir pekan diisi dengan sowan ke acara pernikahan kawan.

Sudah tiba masanya, ketika bertemu mantan malah ngiranya tetangga dekat rumah biasa, sampai teman-temannya menyadarkan, 'oh iya, gue kan pernah pacaran ama dia!'

Sudah tiba masanya, ketika bertemu orang yang disuka bertahun-tahun dan yang bersangkutan justru mengenalkan istrinya, dan gue harus nitip salam untuk ibu dan adiknya awkwardly karena nggak enak dan berusaha sopan sama istrinya. (ini jauh lebih perih dibanding ketemu mantan ternyata :"))

Tapi yang paling sedih justru ternyata gue baru sadar, sudah tiba masanya ketika gue kumpul bareng temen-temen yang dulu luar biasa deketnya, cuma di acara-acara tertentu kayak nikahan gini. Langsung ketemu di lokasi tanpa janjian. Datang sendiri-sendiri. Dan langsung pulang masing-masing, tanpa nongkrong dulu ngobrol-ngobrol lucu.

Hix.

Kamis, 20 April 2017

OK, Let's Play


Jadi, di tengah keisengan gue, gue nemu postingan gambar ini di instastories-nya Avi. Terus gue suka dan gue minta ke Avi buat gue kirimin ke beberapa orang yang gue kenal, tapi karena menurut gue ini kayak anak kecil banget (kalo kata Gembel ini kayak mainan tukeran binder gitu), akhirnya cuma gue kirim ke Gembel ama Galih as closest poeple for me. Dan inilah jawaban mereka. Ketauan lah yaaa, yang niat jawab siapa, emang nunjukin banget how close we actually are.

Selasa, 18 April 2017

Sheila On 7 - Tentang Hidup lyrics HD





Gara-gara Anggi tadi nge-post di facebook soal lagu ini, gue jadi latah dengerin lagu ini dan pengen nulis tentang lagu ini juga.

Lagu ini menurut gue dark banget. Rasanya kayak harapan terakhir yang udah nggak bisa diucapin lagi dari dua orang yang bersama tapi udah nggak cocok lagi, tapi nggak mau pisah.

Dulu, waktu gue pacaran dan akan putus tapi gue masih belum mau putus, gue suka banget denger lagu ini. Pedih sih, tapi gimana ya, ngewakilin banget. Ibarat album Ghost Stories-nya Coldplay. :((

Selasa, 04 April 2017

Monita Tahalea -- Memulai Kembali (Official Video)





I really love this song to the moon and back. Gitarnya Gesit, suaranya Monita, Lombok, dan tone video klip ini bikin cinta setengah mati.

Minggu, 02 April 2017

Amore.

Jakarta, di kamarku lebih tepatnya. 3.25 am
Aku membujur kaku di kasurku. Bisa kudengar detak jantungku sendiri yang berdetak luar biasa kencang. Dadaku bergemuruh naik turun.
45 menit yang lalu, setan menghampiriku. Membuyarkan sadar dan memerintah otak untuk mencium bibir perempuan itu. Melumatnya hingga ia kesulitan bernafas. Tapi aku tak peduli bahkan jika itu nafas terakhirku.
Terus ku lumat bibirnya, kumainkan lidahnya. Terus turun hingga ke lehernya. Ia wangi dan aku ingin wangi itu untukku.
Ia sudah lepas kontrol dan mulai membalas seranganku.

Kamarnya, 2.34 am
Malam semakin panas.
Aku masih berdiri di balik pintu kamar apartemennya. Menahan ia agar tetap bersandar di pintu itu sementara aku masih menikmati lembut bibirnya. Tanganku mulai aktif bergerak, menyusuri tubuhnya mulai dari perut, pinggang, kemudian menuju dada. Pun mulutku bergerak menuju titik yang sama di antara keduanya. Ia mengerang, dan aku terhentak sadar.

2.35 am
Ku lepas ia sedikit kasar. Nafasku terengah begitu pun dia. Sekilas ku lihat bingung di wajahnya.
Aku tahu ada yang salah. Yang ku lakukan barusan adalah kesalahan.
Ku tinggalkan ia tanpa bicara.
Ke kamar mandi ku basuh muka, memaksa diriku untuk sadar.
Ia masih terdiam berdiri kaku di belakang pintu kamarnya yang kini terbuka.
Ia tidak sedikit pun berbicara. Aku tak berani menatapnya, tapi aku tahu dia menangis tanpa suara.
Tanpa pamit aku pergi. Meninggalkannya menangis sendiri.

3.30 am
Di kasurku aku masih kalut.
Aku mencintai wanita itu dan aku hampir merusaknya.
Aku ingin dia, dan entah mengapa menginginkannya dengan cara seperti itu.