Jumat, 30 September 2016

Awal + Yura Yunita (By Meetnight)

Awal. Sepertinya jadi judul puisi ini.
Awalnya saya begitu suka lagu ini sampai-sampai terus memutarnya dengan berbagai versi yang di cover oleh beberapa orang.
Sampai akhirnya saya menemukan puisi ini dengan lagu Intuisi menjadi background music-nya.
Puisi ini jujur memang bikin baper, ditambah suara laki-laki yang membacakannya.
Saya nggak tahan untuk terenyuh.
Saya suka lagu alunan nada Intuisi dari Yura Yunita ini bahkan ketika saya belum tau lirik di dalamnya.
Saya suka lirik lagu ini begitu saya tau isi dan cerita di baliknya.
Saya suka puisi.
Saya suka orang yang pandai bermain kata.
Saya suka suara laki-laki yang berat dan dalam.
Dan ini jelas jadi kombinasi dari kesemuanya.

*btw, coba dengerin puisi ini di sini

----

Awal

Lakon sebuah cerita
Pelik ketika tema tak jauh dari masa lalu
Lalu ada kenangan
Yang sekilas terbersit membisikkan kata indah, luas seluas-luasnya
Tak mungkin secepat itu
Yakin dan sadar sepertinya nyata tak mungkin
Bagaimana, tunjukkan caranya
Atau jika muncul pertanyaan, sadarkan

Waktu dan jarak yang bersahabat erat
Sehingga tak bisa kita lepas
Hanya ada diantaranya
Jikalau diizinkan mulut ini berbicara
Kusebutkan kata nyaman di antaranya

Sejenak kusingkirkan masa lalu,
Sekilas kulihat masa depan di mata dan senyummu
Mungkin tak sampai luluh hatimu, tapi setidaknya muncul kita

Kuingatkan kembali, waktu dan jarak
Mungkin tak keduanya
Mungkin hanya butuh salah satunya untuk menjauhkan aku dari nyamanmu

Aku suka kita
Dan setiap kisah yang terselip di sempitnya waktu
Mulai dari berapa huruf yang khilaf kita ketikkan
Sampai pada berapa janji yang terucap
Atau mulai dari berapa kali aku harus mengingatkan (?)

Tersadar aku lakon yang kita punya
Namun sayang tak sempat kita tau arti aku dan kamu dalam banyaknya kata kita

Waktu berjalan begitu cepatnya hingga awal harus berevolusi menjadi akhir
Jikalau mungkin, ingin aku meminta perpanjangan waktu
Agar kata kita tak cepat berakhir
Jikalau bisa, masih ingin aku diberikan kesempatan menikmati kekonyolan dan cerita dibalik kata kita
Sekali lagi aku katakan, aku sangat suka kita
Beserta keanehan dan semua cerita dibaliknya

Ini akhir
Namun keputusan mengakhiri kita ada pada kamu dan aku
Jadi walaupun mulut ini tak pernah begitu serius mengucapkan
Semoga waktu dan jarak tak membuat kita semakin sulit
Tanpa berharap apa apa
Semoga kita selalu ada
Paling tidak dalam memoar kita
Tak perlu tertulis terlihat atau terdengar

Bayangkan saja
Bayangkan saja ada kita

Selamat jalan


*saya jadi rindu seseorang*

Senin, 26 September 2016

Gimana nggak suka?

Gimana aku nggak suka,
Kalo ngeliat kamu selalu bersedia jadi imam sholat walau tanggungjawab jadi imam itu berat

Gimana aku nggak suka,
Kalo denger bacaan quran mu yang merdu itu

Gimana aku nggak suka,
Kalo ngeliat badan tinggi tegapmu, dan selera fashion dandy mu

Gimana aku nggak suka,
Kalo ngeliat kamu yang cool dan nggak banyak tingkah

Gimana aku nggak suka,
Kalo dibalik cool nya kamu, kamu masih ramah dan ternyata santai buat diajak ngobrol

Gimana aku nggak suka,
Kalo kamu paham banget soal teknologi, yang aku rasa aku minus banget di situ

Gimana aku nggak suka,
Kalo ngeliat kamu main gitar, yang ternyata hmmm boleh juga skillnya

Gimana aku nggak suka,
Kalo ternyata kamu oke juga waktu main futsal

Gimana aku nggak suka,
Kalo diliat-liat kamu ganteng juga

Aku tetep suka kamu, walau aku tau kamu nggak ngerokok

Aku tetep suka kamu, walau aku tau kamu nggak suka pacaran

Aku tetep suka kamu, walau aku tau kamu belum tentu suka juga sama aku


Pelangi-nya Hivi

Gue termasuk orang yang suka cerita dan memaksa orang lain untuk suka juga sama segala hal yang gue suka, entah itu film, makanan, artis atau lagu. Kayak misalnya, belakangan gue lagi suka sama lagunya Yura Yunita yang Intuisi sama Hivi yang Pelangi. Nah untuk lagu yang terakhir gue bahkan bikin cover-nya walaupun suara gue jelek :p
Tapi kalo mau dengerin bisa didenger di kanal soundcloud gue di sini

Nah, gara-gara gue lagi tergila-gila sama dua lagi itu belakangan ini, gue cerita lah tuh sama temen (cowo) gue kalo gue lagi suka sama lagu ini. Terus dia nanya, "lo baru suka lagu ini, atau baru tau lagu ini?"
"Baru tau. Kenapa gitu?" tanya gue balik.
"Anjir, telat amat lo!" katanya. Gue bingung.
"Oh lagunya udah lama ya? Gue baru denger kemarin di GEN." jelas gue mong-ly. Iya, mong, alias blank kayak Song Ji Hyo.

"Kemarin Ay, gue sempet deket sama cewek. Tapi gue ga bilang sama lo, karena hubungan gue sama dia juga masih terlalu dini banget. Gue bahkan nggak tau gue udah sayang sama dia atau cuma sebatas care. Tapi gue care banget sih sama cewek ini. Dan si cewek ini jauh lebih care lagi ke gue."

"Oh ya?"

"we kissed, Ay. Tapi gue ga nganggep gimana-gimana."

"Terus?"

"Kayaknya dia baper gitu sama gue. Emang gue kalo jalan sama dia suka mosisiin diri gue as 'cowok'nya dia, gue jagain, gue sayang, I treated her well lah, nggak kayak waktu gue sama lo gini."

"Ih, kampret. Envy gue!"

"Nanti sama lo kan beda lagi"

"Terus, terus?"

"Dia mulai sering nelfon gue. Mulai sering ngasih perhatian yang lebih dari sebelumnya. Ngasih gue kado ulangtahun, yang bahkan nggak gue share ke mana pun atau ke siapa pun, termasuk lo,"

"DEMI APAAAA? LO DAPET APAAA?"

"Kayak kartu pop up gitu, sama sweater. Dia bahkan ngirim gue personal pizza. Ga ngerti lagi gue waktu itu."

"Anzir, mau pizza!"

"Yeee, taik! Gue masih mau cerita nih!"

"Iya, tapi nanti beli pizza."

"Nggak lama setelah gue ultah, dia ultah juga. Tapi gue ga ngasih apa-apa. Gue cuma jalan sama dia, pas gue anterin depan rumahnya, dia gue cium terus gue bilang selamat ulangtahun. Udah beneran gitu doang."

"Aish, rugi amat jadi dia." :'D

"Iya. Gue sempet ngerasa gue jahat sih sama dia. Tapi gue nggak yakin gue udah baper sama dia, soalnya biasa aja. Nggak ada degdegannya."

"Uhumm.. terus?"

"Beberapa hari setelah ulangtahunnya dia itu, dia jadi berubah. Intensitas dia ngehubungin gue jadi berkurang. Dia nggak pernah nelfon gue, dia udah jarang ngechat gue. Gitu deh, intinya gue ngerasa dia udah nggak tertarik sama gue."

"Atau mungkin udah kecewa." potong gue.

"Mmm..mungkin."

"Gobloknya, gue mulai ngerasa kangen sama dia. Walaupun dia nggak bawel kayak lo, tapi gue suka kalo dia lagi ngomong. Dari situ gue mulai bingung lagi sama perasaan gue."

"Terus terus?" gue makin penasaran.

"Dia tiba-tiba ngupload video di instagram-nya, video dia nyanyi lagu Hivi itu."

"Mau liaaat~"

"Entar elah!"

"Kok galak sih lo?"

"Kesel gue lagi cerita dipotong-potong!"

"Iya, iya. Terus?"

"Habis itu gue baru ngerasa ada titik yang 'deg', gue takut dan ga mau dia cabut dari gue. Gue telfonin terus dia, udah gitu ga diangkat-angkat. Ada kali gue miskol dia 20x. Gue chat. Mulai dari manggil nama, nanya lagi ngapain, sampe balik manggil nama lagi, masih ga dibales-bales juga. Gue pengen banget ketemu dia hari itu."

"Lo kenapa nggak ke rumah dia?"

"Gatau, gue ga gerak aja. Kesel sendiri gue."

"Uhmm.."

"Terus tiba-tiba ada chat dari dia, 'sorry yaaaa R, gue baru bales. Tadi lagi ribet gue. Gitu lah. Habis itu langsung gue ajak ketemuan tuh, kalo perlu gue jemput dari kantornya saat itu juga."

"Terus lo langsung gas?"

"Kagak. Dia nggak bisa bilangnya, ribet"

"Nggak mau kali, bukan nggak bisa. Namanya juga cewe."

"Iya kali ya. Tapi habis dari situ gue tau gue udah salah langkah banget. Kalo waktu itu gue at least nyoba ngebales apa yang udah dia lakuin ke gue, hari ini gue ga bakal sama lo, pasti gue lagi sama dia."

"Yeuh..."

"Kesel gue sama diri gue sendiri."

"Hahahaha. Mampus!"

"Iya, nyet. Kayaknya gue sebenernya udah baper sama dia, tapi masih ragu-ragu. Eh sekarang malah dia lepas dari gue."

----

Gue cuma bisa ngetawain kebodohan si temen gue ini, sambil ngebatin di dalam hati, dasar laki-laki.

https://soundcloud.com/rahmaniaap/pelangi-hivi-cover

Minggu, 25 September 2016

Perfect

One Direction - Perfect


I might never be your knight in shining armor
I might never be the one you take home to mother
And I might never be the one who brings you flowers
But I can be the one, be the one tonight

When I first saw you
From across the room
I could tell that you were curious, oh yeah
Girl, I hope you’re sure
What you're looking for
'Cause I'm not good at making promises

But if you like causing trouble up in hotel rooms
And if you like having secret little rendezvous
If you like to do the things you know that we shouldn’t do
Baby, I'm perfect Baby, I'm perfect for you
And if you like midnight driving with the windows down
And if you like going places we can’t even pronounce
If you like to do whatever you've been dreaming about
Baby, you're perfect Baby, you're perfect
So let's start right now

I might never be the hand you put your heart in
Or the arms that hold you any time you want them
But that don’t mean that we can’t live here in the moment
'Cause I can be the one you love from time to time

When I first saw youFrom across the room
I could tell that you were curious, oh yeah
Girl, I hope you’re sure
What you're looking for
'Cause I'm not good at making promises

But if you like causing trouble up in hotel rooms
And if you like having secret little rendezvous
If you like to do the things you know that we shouldn’t do
Baby, I'm perfect Baby, I'm perfect for you
And if you like midnight driving with the windows down
And if you like going places we can’t even pronounce
If you like to do whatever you've been dreaming about
Baby, you're perfect Baby, you're perfect
So let's start right now

And if you like cameras flashing every time we go out oh yeah
And if you're looking for someone to write your breakup songs about
Baby, I'm perfect
Baby, we're perfect

If you like causing trouble up in hotel rooms
And if you like having secret little rendezvous
If you like to do the things you know that we shouldn’t do
Baby, I'm perfect Baby, I'm perfect for you
And if you like midnight driving with the windows down
And if you like going places we can’t even pronounce
If you like to do whatever you've been dreaming about
Baby, you're perfect Baby, you're perfect
So let's start right now

---

Tiba-tiba baper denger lagu ini. Dan baru kali ini bener-bener meresapi lirik lagu ini. Tsaelah~
Buat gue, yang biasa hidup dengan orangtua yang agak overprotektif, semua kalimat yang ada di lagu ini jadi kayak angan-angan. Pengen banget ada yang ngajak 'badung'. AHAHAHAHA.
Itu kalo ampe anak-anak One D ngomong atau nyanyi beneran setiap kata di lagu ini terutama di bagian reff-nya, gue bakal langsung nge-iya-in deh! Ga pake mikir 2x!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Eh, enggak ding.
Takut diomelin Bapak :p

Kamis, 22 September 2016

Hypothermia

Dulu, waktu gue baru masuk SMA, gue sempet ikut acara camping dari sekolah yang emang setiap tahunnya diadain sama pihak sekolah dan wajib bagi siswa kelas X.
Gue inget banget waktu itu hujan gede, walaupun tenda aman, tetep aja bikin tanah jadi basah dan becek walau kita udah bikin saluran air.
Malemnya, pas mau tidur gue udah nyiapin lapak buat gue tidur dengan nyaman. Posisinya gue agak di dalam tenda pleton jadi anget dan nyaman. Gue inget banget waktu itu posisinya, Finnia, Sitia, terus gue.
Ketika gue udah hampir tidur ayam, tiba-tiba Finni ngomong, gue ga bisa tidur disini nih, dingin, gue darah rendah (atau apalah gue lupa). Karena gue kasian, akhirnya gue menawarkan diri buat tukeran tempat sama dia.
Gue akhirnya tidur di tempat Finni, yang kemudian gue sadari emang dingin. Gue cuma dapet setengah dari bagian terpal, sementara sisa setengah lainnya gue tidur di atas plastik alas terpal yang sayangnya basah karena hujan. Jadilah badan gue basah tanpa gue sadari. Well, sebenarnya gue sadar sih, tapi hari itu gue udah bener-bener capek sampe ga kuat melek. Gue akhirnya tidur.
Sayangnya, pas lewat tengah malem, gue kebangun. Gue (hampir) sadar tapi mata gue ga bisa kebuka. Badan gue menggigil parah. Gue kedinginan. Tapi gue ga berani bangunin siapapun atau mungkin gue ga sanggup ngebangunin siapapun. Gue cuma menggigil, gigi gue gemelutuk. Rupanya badan gue yang menggigil itu ngebangunin Sitia dari tidurnya. Gue cuma inget Sitia nyelimutin gue dan ngebungkus badan gue pake kain yang gue lupa itu kain apa. Dia meluk gue, dan genggam tangan gue erat banget.
Habis itu gue lupa akhirnya gimana. Yang jelas sih gue akhirnya bisa tidur setelah mengigilnya semakin lama semakin berkurang. Gue gatau Sitia tidur apa engga setelah nolongin gue itu. Gue lupa.

Yang pasti ketika sekitar jam 4 gue bangun, gue udah seger banget. Walaupun dingin tapi ga mengigil.
Sampai detik ini gue bahkan masih bisa ngerewind kejadian waktu jam 4 itu.

Bu Renny teriak-teriak ngebangunin buat sholat subuh. Terus gue keluar tenda, dan orang yang pertama gue liat adalah Hervansyah, yang langsung narik tangan gue dan bilang, "liat ke atas". Dan pas gue liat, itu ada pemandangan lautan bintang pertama yang gue liat dan bikin gue amazing untuk pertama kalinya. Well ga pertama kali sih. Dulu waktu kecil pernah liat waktu naik kapal laut. Tapi ini tuh ketika gue mulai sadar kalo ribuan bintang itu indah banget, sampe gue lupa beberapa jam sebelumnya badan gue mengigil yang gue rasa karena Hypothermia.

Rabu, 21 September 2016

Kepo!

Pagi tadi, sepanjang perjalanan rumah-stasiun, saya hampir nggak lepas dari yang namanya memaki, dan hampir semua kata makian saya keluarin. Alasannya sih sepele, karena saya telat dan orang-orang yang ga asik memperparah telat saya, padahal akarnya dari saya sendiri yang semalem sibuk begadang tanpa arah tujuan yang jelas. Kebetulan, di kereta tadi saya dapet tempat duduk dan (tanpa dosa dan rasa bersalah) saya memilih untuk tidur sampai stasiun akhir tempat saya transit, jadi saya bisa make up mood saya pagi itu.

Ternyata hari ini, bukan cuma saya yang moodnya lagi jelek. Temen saya yang duduk persis di sebelah saya kayaknya moodnya juga lagi jelek. Dan jauh lebih jelek dari saya, yang justru malah menghibur saya.
Sepanjang paruh pertama kerja hari ini, dia ngedumel. Entahlah laptopnya kenapa, lemot atau apa saya ga ngerti, karena saya berusaha buat fokus kerja padahal lagi ngantuk parah dan kopi di kantor habis. Saya jadi ikutan capek sendiri setiap denger dia ngomong, 'bangsat', 'babi', atau 'anjing'.

Tapi tiba-tiba dia ngomong (sambil ngedumel tentunya),
"cewek, kalo udah ga ngepoin lagi artinya udah ga tertarik!" Katanya sambil menggeser hapenya kasar dan balik ke laptop kayak Tukul.
Saya yang di sebelahnya cuma nengok sambil senyum.

Oh gitu.

Karena sepanjang temen saya ngedumel dari pagi itu, sepanjang itu juga saya lagi ngepoin facebook-nya seorang cowok. 😂

Selasa, 20 September 2016

Overheard

I'm overhearing my friend saying,

"Capek-capek jaga diri, cowoknya jalan ama cewe lain..."

My response:

"banvsat"
😂😂

Senin, 19 September 2016

Deja Vu

Semenjak punya rutinitas yang menyebabkan gue harus bangun pagi, gue sekarang jadi agak 'butuh' kopi hampir setiap hari.
Kemarin gue minum es kopi yummy coffe yang ga-enak-sih-tapi-mayan-lah-tapi-mahal-euy. Terus habis gue minum, temen gue minum. Terus dia ngomong pelan, "we're practically kissing". Gue dengan cueknya cuma bilang, "haha iya".

Eh ga lama habis gue ngomong gitu, tiba-tiba gue ngerasa deja vu. Umm.. Bukan deja vu sih, tapi pernah ada orang yang beneran persis ngomong kayak gitu. Bukan habis minum kopi tapi. Coca cola kalo ga salah, dari McD.

Months after, we were literally kissing.

Belakangan

Belakangan

Terlalu banyak kamu,
yang tiba-tiba jadi alasan untuk menulis sesuatu.
Terakhir setahun yang lalu, ketika tak mampu kuutarakan kagumku pada kawanku.

Sekarang kamu si orang asing itu.

Bukan tentang kagumku,
Tapi aku rasa tentang rasa peduli yang berlebih.
Ketika aku khawatir akan pola makanmu,
Ketika aku khawatir akan pola tidurmu,
Ketika aku khawatir akan ibadahmu,
Pun tentang masa depanmu.

Kamu,
Berilah aku ide baru!
Untuk menggores tulisan baru.

Tolong ya,
Kalau bisa yang indah saja.
Untuk membangunkan kupu-kupu di perutku.

Lemme Tell You!

Kalau kamu lagi dapet, dan hatimu lagi retak, jangan pernah baca puisi. Nanti hatimu makin teraduk-aduk.

Minggu, 18 September 2016

Late Nite Phone Calls

Mas, we used to have a late night call before. Passing hours talking randomly, getting to know each other sampai di ujung malam.

Sayang, percakapan itu sekarang udah ga ada lagi. :(

Kalau kamu ngerasa itu karena kita udah sibuk masing-masing, rasanya itu salah.
Sepertinya kita sudah sama-sama tidak berusaha mencari satu sama lain. Ada hal yang dulu kita cari, dan sudah kita temui, sampai rasanya tidak menarik lagi.

Selasa, 13 September 2016

Iya, gue baper.

Bertahun belakangan ini, gue mulai berteman sama banyak temen perempuan, nggak kayak waktu jaman sekolah dulu, di mana mayoritas temen gue isinya batangan semua. Seru sih, temenan sama banyak temen perempuan, apalagi kalo udah mulai hal-hal gemesyh dan lucu plus menghebohkan, yang nggak bisa disharing ke temen laki-laki. Feel temenannya tuh beda.

Tapi emang ternyata bener sih, pertemanan antara perempuan sama perempuan tuh kadang ribet dan lebih sering ngebetein (buat gue pribadi) dibanding sama temenan sama anak laki.
Mungkin karena gue-nya juga sih yaaa.. Gue cenderung cuek dan nggak suka yang ribet-ribet. Yas, I do love simplicity. Dan kadang temenan sama cewek tuh ribet, sementara kalo sama cowok, lebih enak, karena biasanya gue yang ngeribetin mereka. :p

Btw, masalah ribet ini tambah ribet lagi kalo udah bawa-bawa perasaan alias baper.
Susah sih emang buat nentuin standar baper tuh. Kayaknya masing-masing orang punya standar masing-masing. Dan sebagai seorang ENFJ, jelas ada unsur feeling alias ke-baper-an di diri gue.

Baper yang baru-baru ini gue sadari adalah ketika gue kzl dan zbl banget sama temen gue. Sebelnya temen gue ini adalah temen yang lumayan deket sama gue, yaaaaang, I expect her to know me already tanpa harus gue menjelaskan apapun secara eksplisit.
Btw, karena dia termasuk orang yang deket sama dia, gue jadi lumayan sering sharing cerita nih sama dia, mau penting maupun nggak penting. Nah, sepanjang gue temenan sama dia, gue inget banget gue pernah beberapa kali cerita soal cowok-cowok, termasuk cowok-cowok yang gue suka.

Gue itu tipikal orang yang nggak pernah mau ngaku kalo lagi suka sama orang, tapiiiii, gue sadar, orang bakal tau kalo gue lagi suka sama seseorang karena tingkah gue di depan orang yang gue suka itu bakal beda.
Nah, gue pernah beberapa kali cerita ke temen gue ini (dan temen-temen peer group kita) tentang cowo-cowo, yang kalo gue sebut di depan dia sih, 'temen gue'. Gue itu kalo suka sama cowo, suka menjelaskan hal-hal apa aja yang bikin gue suka sama si cowo itu. Misalnya aja, gue cerita sama si temen gue ini kayak gini:

(G = Gue
T = Temen gue)

G: Eh, gue tuh punya temen cowok ya. Dia tuh baik banget, dia rajin sholat, dia bertanggungjawab, dia pekerja keras blablabla.. Seneng gitu gue ngeliatnya.
T: Udah dah sini kenalin aja ke gue!

atau pernah juga gue ngomong sama dia kayak gini:

G: Gue mau jalan nih sama si ini. Tapi jauh, kasian kalo dia jemput gue. Apa mendingan gue ketemu di tengah-tengah aja ya?
T: Udaaaah, si ini lo suruh jalan sama gue aja duluuu.

Well, waktu itu sikonnya gue lagi jalan sama dia. Kebetulan, ada beberapa hal yang gue lakukan, dan dia ga mau nemenin/nungguin karena waktunya ga jelas dan gue rasa bakal makan waktu lama juga. Jadi gue ngerti sih kalo dia mau cabut duluan. Tapi yang gue ngerti adalah ketika dia bilang supaya gue nyuruh si 'temen cowok' gue itu buat jalan sama dia dulu sambil nunggu urusan gue selesai.
Lyk, what the fvk! Kok bisa sih lo ngomong gitu. Padahal sama-sama cewek, harusnya menurut gue, si temen gue ini mengerti.
Masa sih, si temen gue ini ga nyadar kalo gue tertarik sama si cowo ini, dan lagi deket sama cowo ini? Padahal temen-temen yang lain udah sering godain gue dan ngecengin gue soal cowok ini. Dan bahkan, si temen gue ini ngeliat kok kalo gue lagi jalan sama si cowok ini gue selalu gandengan tangan.

Masa gitu aja ga ngerti? :(

Waktu dia ngomong kayak gitu, sebenernya ada rasa 'deg' di hati gue. Idk if it was a jealous, insecure, atau shock aja. Tapi asli gue sempet ga habis pikir kenapa dia bisa ngomong gitu. Gue pribadi bukan ga pernah tertarik sama cowok yang disukain sama temen gue atau semacamnya. Tapi gue ga pernah ngomong, paling cuma ngebatin doang, karena gue berusaha ngehormatin temen gue. Bahkan gue ga pernah menyatakan rasa tertarik sama orang yang pernah deket sama temen gue, karena gue berusaha buat ngehormatin si temen gue itu dan pertemanan kita. tsaelah, eh tapi serius.
Hal ini tuh udah berbulan-bulan gue simpen sendiri karena gue masih bingung, wajar ga sih kalo gue ngerasa kayak gitu atau emang gue aja yang lebay. Sampe akhirnya beberapa waktu yang lalu, gue cerita ke temen gue. Dia bilang, "iya sih gue juga bakal ngerasa gitu. kayak, 'ih kok gitu sih?'". Nah gara-gara itu gue makin ngerasa pede kalo si temen gue ini salah. Tapi temen yang lain bilang, "itu dia bercanda kali, lo nya aja baper". Terus gue ngerasa mungkin emang gue aja kali ya yang baper, tapi biar begitu sampe detik ini gue masih ga suka sama cara si temen gue itu menanggapi cerita gue soal cowo yang gue suka.

Postingan di Detik-detik Terakhir Usia 23 :(

OMG! OMG! OMG!
It's my last day as 23 and I'm getting 24 tommorow!
Yes, time flies by.

Seperti di tahun-tahun sebelumnya, gue selalu pengen bikin resolusi buat kehidupan gue setahun mendatang (kalau masih dikasih umur, insya Allah).
Tapi sebelum beresosulsi, ada baiknya sebenernya kalo gue refleksi dullu kali yaa setahun kemarin udah gimana aja.
I got so many experiences sih tahun kemarin, walaupun memang nggak gitu-gitu amat.
Di awal umur 23 (umm,, di akhir 22 sih lebih tepatnya), gue akhirnya solo travelling ke luar negeri sendiri! Yeay! Cuma ke Singapur sih, aman sih, tapi itu such an amazing experience for me. Dari mulai ga bilang sama Bapak gue :p, terus 'diusir' keamanan bandara Changi, terus backpackingan tidur ngemper di bandara, terus jalan kaki sana-sini yang total udah gue jalani selama 7 hari travelling mulai dari Malaka sampe SG. Yap, itu salah satu pencapaian yang menarik sih buat gue.
Kedua, gue lulus. Fiuhhh.. akhirnya yaa. Terima kasih banyak buat temen-temen yang udah sering banget gue umbar keluhan-keluhan gue ke mereka soal skripsi ini. :')
Ketiga, gue dapet kerja. Kerjaan ini bukan kerjaan yang spesial kok. Tapi alhamdulillah udah bisa nyari uang sendiri. :')
Sayang sih, target yang udah di set dari SMA which is menikah di umur 23 harus direlakan karena mungkin Ayunnisa masih harus banyak belajar. :')

Terus, mau ngapain, Ay, di umur 24?
1. Pengen kurus(an). Yang ini nggak perlu penjelasan. Rasanya udah pengen ppake yang instan-instan aja deh biar cepet.
2. Pengen punya pacar. Yang ini juga nggak perlu penjelasan. Sama yang tujuannya sama, visi-misinya sama, perjuanngannya sama, cita-citanya sama, rasa sayangnya sama. Jangan cuma sebelah, ga asik. Yuk, Mas, disegerakan. :")
3. Pengen liburan ke luar negeri lagi. Yekali umur 24 masih nggak boleh ke luar negeri sama temen-temen sih, Pak? :(
4. Pengen kerja overseas. And it's on progress!! Semoga dimudahkan, aamiin~
5. Pengen takut dosa, pengen sholatnya on time, nggak tinggal, pengen lebih sering ngerjain sunah-sunah. Pengen pake hijab.
6. Pengen membahagiakan keluarga dengan berbagai cara, baik yang terduga maupun engga.

Hmm.. itu aja dulu kayaknya. Pengen benerin diri jadi lebih baik lagi sih. Mau berubah jadi lebih bisa ngejaga diri, lahir batin. Mau lebih baik lagi buat orang lain, terutama keluarga.
Semoga semua bisa didapat dan terlaksana. Aamiin aamiin Allahumma aamiin.

Masih 3 jam lagi sih, terhitung dari postingan ini ditulis.
Tapi,
Sanah helwah ya gamilah, Ayunnisa. Berkah usianya, berkah umurnya, berkah kehidupannya. Semoga bahagia dan bisa membahagiakan orang banyak. Aamiin


Minggu, 11 September 2016

Sweeeeeeeet~

Belakangan ini gue pengen banget nulis, dan udah banyak draft di kepala gue. Tapiiii... Rutinitas baru gue yang ga kira-kira bikin gue selalu lupa buat ngeluarin semua draft itu dari kepala. Capek, bok! Kayaknya ga ada abis-abisnya nih mata ngantuk mulu.
Maklum, lagi kejar setoran. Beberapa temen di kantor (even anak cowok!) udah mulai nyindir dan asking, 'gila, lembur mulu! Kabur dari rumah lo?' atau 'mau kawin lo, ngejar setoran?', atau kalo yang agak perhatian biasanya, 'ga remuk tuh badan?' atau 'ga kasian lo sama badan lo?'. Tapi ya gimana yaaaa~

Nah btw, mumpung mata ini masih belum mau merem juga walopun badan udah lunglai, gue mau nyicil setoran draft yang belum gue keluarin belakangan ini. Tapi karena beberapa topik agak berat dan gue males mikir, mau nulis sesuatu yang light dulu.

Tadi, gue kan masuk kerja, kebetulan juga sambil puasa (insyaAllah yaa). Nah kalo weekend itu jadwalnya kebagi, antara yang lembur sama yang emang kena shifting. Kebetulan gue tadi bagian yang emang masuk jadi mengharuskan gue balik jam 6, sementara temen-temen yang lain balik jam 5.
Karena kerjaan udah beres dari jam 5, akhirnya gue main pingpong dulu tuh sama 3 temen lain sambil nunggu adzan.
Pas akhirnya mau adzan, gue akhirnya bikin teh panas buat buka. Karena tadi gue ga absen makan, jadi gue ga dapet jatah makan hari itu. Laper sih dan gue berencana makan KFC box aja atau nasi ayam-nya Sevel begitu sampe di Manggarai. Hari ini juga gue pengen cepet cepet nyampe rumah karena si bapak penitipan motor udah pesen supaya jangan pulang malem-malem karena dia mau tutup cepet mau lebaran. Jadi gue ga mau makan atau berlama-lama yang lain di kantor.
Pas lagi buka puasa, dan lagi asik nyeruput teh panas yang lumayan kepanasan, seorang temen cowok dateng approach gue. Dia ga ngomong apa-apa, dia cuma nyodorin wafer nissin yang cuma tinggal 2. Sebenernya gue ga suka rasa vanilla, tapi karena menurut gue itu baik banget, jadi gue makan 1 wafernya.
Ngeliat gue cuma makan 1 doang, dia ngomong, 'abisin'. "Buat yang lain", kata gue. Padahal di situ ga ada siapa-siapa.
Ih menurut gue yaaa that's such a sweet of him. Dan gue paling lemah sama little things but sweet kayak gini. Apalagi setelah itu, ketika gue ngajak dia pulang (iya, gue nebeng), dia bilang "santai aja gue tungguin lo habisin minuman lo". Aaaaak gemesy~

Ttd: Ayunnisa, si cewe lemah