Senin, 07 Agustus 2017

7 Hari Menulis - Hari Ke-Enam

Tujuh Hal yang Membuatku Bersedih

Pertama, jika orangtuaku juga bersedih. Tak perlu penjelasan lebih lanjut. Rasanya sudah menjadi takdir alam kalau kita akan bersedih jika orangtua sedang bersedih.

Kedua, ketika tahu bahwa sebenarnya tidak dicintai. Lalu buat apa kebersamaan selama ini?

Ketiga, ketika janji diingkari. Dan hanya melahirkan kecewa.

Keempat, ketika kenyataan tak sesuai harapan.

Kelima, ketika impian tak dapat diraih.

Keenam, jika keinginan harus kalah dengan hambatan.

Ketujuh, saat dirasa hidup ini tak ada manfaatnya.

7 Hari Menulis - Hari Ke-Lima

Puisi Terbaik Hari Ini

Puisi terbaik hari ini lahir karena kehampaan ide
Aku mencarinya di kamu, tapi tak juga ketemu
Belakangan ini aku melihatmu jauh
Dan sulit untukku meraihmu

Aku rindu saat malam denganmu
Berdua hingga lupa waktu
Seperti kelelawar yang nocturnal
Kata temanku, ide itu seperti kelelawar
Ia aktif di malam hari
Apa kita dulu juga begitu?

Ini sudah malam
Seperti kelelawar,
seharusnya ide untuk membuat puisi terbaik untuk hari ini juga muncul saat ini
Tapi, aku tak menemukannya malam ini
Seperti aku juga tak menemukanmu belakangan ini

Bisakah aku memintamu kembali?
Untuk kembali aktif di malam hari
Dan menemaniku membuat puisi terbaik untuk hari ini

Sabtu, 05 Agustus 2017

7 Hari Menulis - Hari Ke-Empat

Tentang Tujuh Hal yang Membuatku Jatuh Cinta

Tuan, sebenarnya tak banyak yang membuatku jatuh cinta

Pertama, aku jatuh cinta pada punggungmu. Pada saat pertama kali mata ini tak sengaja menjatuhkan pandangannya pada Tuan, yang kulihat bagian punggungnya. Tuan, aku bahkan masih ingat engkau berbaju hitam kala itu, terduduk menunggu di ruang tamu.

Yang kedua, aku jatuh cinta pada saat engkau menjadi imam sholat untukku. Dulu, waktu sholat selalu bertambah jadi menyenangkan jika engkau menjadi imamku. Kelak aku tahu bahwa ini bukan hal yang benar. Kata kawan, tidak dibenarkan dua orang yang bukan muhrim berjamaah berdua sahaja. Kemudian saat aku merenung aku sadar bahwa dalam beberapa hal ia benar. Aku sering tak khusyuk jika berjamaah denganmu.

Yang ketiga, aku jatuh cinta pada Tuan yang berjiwa tenang. Berkebalikan dariku yang reaktif, melihat Tuan seperti melihat air di danau. Kecil riaknya. Tuan mampu menjaga emosi ketika bereaksi, dan aku jatuh cinta akan hal itu.

Yang keempat, ketika Tuan tahu kemana akan melangkah. Membuatku merasa aku berjalan dengan orang yang tepat. Kata orang, jika melakukan perjalanan, bukan dengan apa yang menjadi penting, tapi dengan siapa kita berjalan. Dengan Tuan, aku percaya semua akan jadi baik.

Yang kelima, aku jatuh cinta dengan cara pandang Tuan yang seringkali seirama denganku. Jika aku berkata A, pun dengan Tuan. Jika Tuan berkata B, aku akan mengangguk mengiyakan.

Yang keenam, aku jatuh cinta dengan jiwa petualang Tuan. Yang tidak hanya dengan melakukan perjalanan, Tuan juga bertualang ke jiwa-jiwa sekitar Tuan. Dari mulut Tuan, aku akan menemukan banyak cerita, yang membuatku merasa seakan Tuan mengajakku untuk menjelajah, menyusuri cerita-cerita Tuan, dan aku menikmatinya.

Yang ketujuh, dan ku harap ini bukan yang terakhir. Aku ingin Tuan memberiku dua juta alasan lain untuk membuatku jatuh cinta. Karena pada akhirnya, aku harus menyerah mengaku pada diriku, bagaimanapun Tuan, aku jatuh cinta pada Tuan. Dan aku tak peduli jika rasa jatuh cinta ini tak beralasan.

Jumat, 04 Agustus 2017

7 Hari Menulis - Hari Ke-Tiga

Tentang Hal yang Saya Rindu

Sebenarnya banyak hal yang membuat saya rindu. Saya rindu menonton acara live musik, menganggukan kepala menikmati irama, sambil memandang kagum ke arah si artist.
Saya rindu pergi jalan-jalan untuk berlibur, menjauh sejenak dari rutinitas, saya rindu ketika harus pusing menata barang apa saja yang harus saya bawa, saya juga rindu menyusun segala rencana ketika liburan tiba.
Saya rindu kehidupan kosan, dengan lima orang teman saya yang lain. Pusing tak punya uang dan butuh hiburan, saya tinggal main ke kamar teman yang lain. Saya bisa main hingga malam hari, tanpa khawatir saya membuat khawatir orangtua saya.
Saya juga rindu dengan teman-teman saya yang lain, yang dari mereka sering muncul ide-ide atau apa pun itu namanya yang kemudian mengisi kepala saya, merefresh-nya kembali setelah diisi hal yang itu itu saja.

Lebih dari itu, hari ini saya rindu pada  seseorang. Kawan saya untuk bercerita banyak hal, mulai dari keluh kesah sampah, cerita menarik di hari itu, ghibah tentang teman-teman saya yang lain, tentang angan-angan dan ketakutan saya akan masa depan, sampai pertanyaan random yang sering tiba-tiba muncul di kepala saya seperti misalnya bagaimana jika bendungan jatiluhur meluap. Saya rindu dia akan menatap saya sampai saya merasa ia sedang membaca isi kepala saya, hingga terkadang saya menunduk karena salah tingkah. Saya rindu ia yang hanya akan menanggapi ocehan saya ini dengan senyumannya tanpa perlu banyak bicara. Saya rindu ia yang kemudian merespon ucapan saya dengan nada suaranya yang tenang, kalimatnya yang bijaksana, dan segala hal yang kontradiktif dengan saya. Saya rindu dengan pola pikirnya yang 'thinking' untuk mengimbangi saya yang 'feeling'. Saya rindu menghabiskan waktu dengannya hanya untuk berpindah dari satu topik ke topik bicara yang lain di tempat yang sama. Saya hanya rindu saat-saat itu. Belakangan, saya sudah jarang bercerita dengannya. Ada satu dan lain hal yang jadi sebabnya. Dan saya juga nggak pernah bilang rindu. Klasik sih alasannya, malu.

Ps: Oh iya, ada yang aneh. Entah kenapa saya juga rindu akan rasa ingin menyentuh dia. Selama kenal, saya nggak pernah menyentuh dia. Ini lebih karena saya berusaha menghormatinya. Tapi setiap ketemu, saya juga nggak ngerti kenapa pengen banget rasanya minimal pegangan tangan gituuuu :"

Kamis, 03 Agustus 2017

7 Hari Menulis - Hari Ke-Dua

Tujuh Lagu yang Tidak Bisa Saya Lupakan dan Cerita di Baliknya

1. Jangan Beri Tahu Niah
    Lagu ini yang paling pertama kali pop out dari kepala saya begitu baca tema untuk hari kedua di 7 Hari Menulis. Sedih sih sebenernya buat saya pribadi. Ini adalah kali pertama seumur hidup saya, saya sebegitunya terpengaruh sama satu lagu. Dalam hal ini, saya benci banget sama lagu ini. Ada masa di mana sekitar hampir 2 tahunan saya menolak buat dengerin lagu ini. Kenapa? Jadi ceritanya dulu waktu saya pacaran, saya sempet curiga kalau pacar saya udah pindah ke lain hati. Ada sekitar 2 bulanan saya takut banget buat nanya karena saya nggak mau denger jawabannya. Tapi suatu saat, saya ngeliat postingan dia di salah satu social media nya he was listening to this song. Dan seketika itu juga saya semakin yakin bahwa dia sudah dengan yang lain. Prasangka ini ternyata akhirnya berubah jadi fakta, yang entah kenapa bikin saya benci banget denger lagu ini, sampai hampir dua tahun, karena setiap keingetan lagu ini, saya jadi ingat soal cerita saya yang nggak banget sama pacar saya dulu. Iyuwh. Tapi sekarang udah biasa aja sih.

2. Laskar Pelangi
Lupakan tentang segala kontroversi Andrea Hirata, I don't give a shit for that. Saya suka Laskar Pelangi dan semua cabangnya, mulai dari buku, film, dan lagunya. Buat saya pribadi, lagu ini punya daya magis tersendiri. Iya sih, intro-nya buat saya juga agak-agak mirip lagunya Coldplay, tapi tetep aja lagu ini punya aura tersendiri. Susah buat saya ngebayangin ada lagu lain yang cocok buat jadi soundtrack film Laskar Pelangi. Buat saya pribadi, lagu ini entah kenapa menggugah semangat saya setiap kali saya dengerin. Lagu ini ngingetin saya tentang gimana seseorang tryin to pursue their dream, tentang cinta dalam hidup, tentang kita yang harus bersyukur dan banyak hal lainnya yang sebenernya biasa aja sih tapi means a lot buat saya pribadi.

3. Bailando
Seperti yang udah saya bilang sebelumnya, pengalaman exchange saya adalah salah satu dari pengalaman paling membahagiakan buat saya sejauh ini. Dan lagu ini paling mewakili momen-momen itu. Jadi, ceritanya, dulu itu kita sering banget joget-jogetan di mana aja, sebut aja dugem ala-ala. Pernah di rumah temen, di tengah gurun pasir, di pinggir jalan di depan mall tempat kita biasa nongkrong, dan yang paling sering itu kita ke sungai Nil, terus nyewa kapal gitu terus nyusurin sungai sambil nyetel musik dan joget-joget. Eh percaya deh, waktu itu itu bukan hal yang norak. Semua orang senang. Dan lagu Bailando ini yang paling sering kita setel, karena lagunya enak dan lagi ngetren banget waktu itu. Sampai-sampai, waktu itu kita pernah mau rame-rame nonton konsernya Enrique Iglesias yang pas banget kebetulan lagi ngadain konser di Kairo. Tapi ga jadi, soalnya kita juga jalan-jalan ke luar kota. Saking seringnya gue dengerin lagu itu waktu itu, sampai pulang ke rumah pun gue masih sering nyanyiin lagu itu. Dan itu kayaknya lagu berbahasa spanyol pertama yang saya hapal a whole song gituuuu, nggak kayak Despacito jaman sekarang yang saya nyanyiin dengan babbling. Dan gara-gara itu, setiap saya denger lagu ini, saya selalu inget jaman-jaman exchange. :"

4. Seandainya
Singkat untuk cerita lagu ini. Kalau kamu tau liriknya, ini sebenernya bercerita tentang seseorang yang mau ninggalin kekasihnya. Nah, waktu itu saya di ambang LDR sama pacar saya, kebetulan pacar saya mau kerja di luar negeri. Satu waktu sebelum hari H kita LDR-an, dia ngasih saya lagu ini (well, both of us really adoring Sheila On 7. So practically, we could relate our story to their song. Eh atau kebalikannya ya?), eh terus entah kenapa saya menye banget dan sedih setiap denger lagu ini waktu itu. Sampai hari ini, buat saya lagu ini jadi LDR anthem banget. Liriknya nggak menye sih sebenernya, tapi entah kenapa kalo jadi orang yang LDR-an lagu ini jadi sedih banget.

5. Northern Downpour
Lagu ini sebenernya nggak punya cerita yang gimana-gimana sih, dan selain lagu ini sebenernya ada lagu lain yaitu lagunya Boys Like Girls yang Go sama lagu Efek Rumah Kaca yang Melankolia yang kira-kira levelnya sama kayak lagu ini. Tapi cuma boleh milih 7 lagu. Jadi di antara 3 lagu ini saya pilih lagu Northern Downpour ini karena liriknya dalem banget dan entah kenapa nadanya tuh pas banget kalo didengerin pas lagi down. Lagu ini menurut saya liriknya nggak bisa diartiin secara gamblang, tapi ya intinya sih sama aja. Kalo lo dengerin lagu ini pas lagi down, lagu ini (dan dua lagu lain) kayaknya bisa bikin mbrebes mili deh.

6. Hymn for the weekend
Wah, akhirnya saya nemu lagu Coldplay juga di list ini. Lagu ini buat saya pribadi juga punya aura tersendiri. Kayaknya kalau saya bisa nonton live-nya Coldplay suatu hari nanti, saya bakalan trance pas denger lagu ini. Saya inget, pernah suatu hari, saya lagi makan sama temen saya di Wings Stop, di sebelah saya ada anak perempuan kira-kira usianya 8 tahun, sambil asyik makan dia juga asik banget nyanyi lagu ini yang lagi diputar jadi BGM. Saya nggak tau kenapa kayak kehipnotis sama anak itu, saya bener-bener ngerasa kebawa (well, suaranya juga bagus), dan habis itu entah kenapa saya jadi cinta banget sama lagu ini terutama di bagian Beyonce nyanyi.

7. Sebelah mata
Sama kayak lagu Hymn for the Weekend tadi, saya jatuh cinta sama lagu ini karena orang lain. Jadi ceritanya waktu itu saya lagi nonton gigs-nya Efek Rumah Kaca di Taman Melingkar di depan perpustakaan pusat kampus saya, and the gigs was quite perfect buat saya. Mereka main di bawah satu pohon yang besar dengan satu lampu tembak kuning menyinari mereka, posisi taman melingkar itu ada di pinggir danau. Romantis sebenernya. Dan di sebelah saya ada mbak-mbak lagi eargasm sambil merokok. Saya nggak pernah ngeliat orang eargasm sebenernya, tapi kayaknya si mbak memang lagi eargasm. Dan saya kebetulan justru paling suka ngeliat orang lagi menikmati rokok. Jadi visual si mbak waktu itu bener-bener keren buat saya, dan gara-gara itu saya jadi suka banget lagu Sebelah Mata ini. By the way, lagu ini tambah keren waktu Gerald Situmorang mainin solo gitar buat intronya pas Efek Rumah Kaca main bareng Barasuara.

Rabu, 02 Agustus 2017

7 Hari Menulis - Hari Pertama

Tujuh hal yang membuat Ayunnisa bahagia

Yang pertama, adalah ketika pulang ke rumah dan suasana rumah lagi bagus! Nggak ada Bapak yang marah-marah gara-gara apa pun, nggak ada mama yang bawel, nggak ada saya yang teriak-teriak atau ngomong ngegas berantem sama adik(-adik). Suasana kayak gini biasanya ada di akhir minggu, yang bikin saya jadi males buat ngambil lembur. Dan suasana kayak gini biasanya jadi nambah sekian persen bagusnya setiap rumah kedatangan Hasyim, tetangga kecil sebelah rumah yang luar biasa lucu sampai rasanya pengen banget ngadopsi dia buat nemenin Bapak kalau lagi libur.

Yang kedua, adalah ketika kembali ke bulan Juni sampai Agustus di tahun 2014, waktu saya punya kesempatan buat ikut exchange program ke Mesir. Asli, beneran deh, itu jadi pengalaman paling istimewa dan menyenangkan buat saya pribadi. The best moment in my life. Hidup bareng dengan banyak orang dari berbagai negara dan dengan latar belakang yang berbeda-beda jelas jadi tantangan buat saya. Tapi yang menurut saya paling membahagiakan buat saya ketika itu adalah karena saya bener-bener bisa ngerasain yang namanya hidup happy tanpa harus worry sama apa pun. Saya bener-bener hidup untuk hari itu dan enjoy setiap detik dan detailnya yang masih bisa saya recall sampai sekarang.

Yang ketiga, paydaaaaaaaaay. I mean who doesn't love it? Mood saya biasanya jadi luar biasa bagus setiap gajian.

Yang keempat, adalah ketika saya ngehabisin waktu untuk ngobrol (dan yang berkualitas) sama teman saya dari A sampai Z. Saya kebetulan tuh tipe orang yang lebih suka jalan atau ngobrol berdua sama seseorang daripada nongkrong ramean yang paling kerjaannya cuma ngomongin orang atau ngebully seseorang verbally. Saya males. Jadi jangan kaget kalau saya tiba-tiba approach kamu dan ngajak jalan berdua aja. Bukan karena apa-apa, saya males aja ramean. Denger banyak suara itu bikin kepala saya pusing.

Yang kelima, waktu saya berenang. Entah kenapa saya suka banget berenang dan nggak peduli mau bikin saya tambah hitam atau engga. Tapi yang pasti ketika di bawah air, saya ngerasain damai banget. Dan salah satu dari yang paling membahagiakan adalah ketika saya diving di Dahab. Ada di kedalaman laut, melihat makhluk laut yang warna-warni, itu adalah perasaan paling damai yang pernah saya rasain selama hidup saya.

Yang keenam, waktu saya ngeliat orang yang saya suka. Nggak perlu dijelasin panjang lebar juga. Saya lagi jatuh cinta.

Yang ke tujuh dan yang terakhir. Saya bahagia ketika saya ngerasa dicintai.

Udah itu aja.