Kamis, 08 Desember 2016

Memoar

Kalau nanti ada cerita yang wajib untuk saya sampaikan pada anak cucu, rasanya cerita tentang pengalaman singkat saya di Mesir akan menjadi 'epic' gong dari seluruh kisah hidup saya selain cerita cinta antara saya dan ayah/kakek mereka.

Barusan, saya dikirimi gambar ini oleh seorang teman. Saya kemudian sadar, orang itu juga kelak akan menjadi bagian dari kisah yang menurut saya epic tadi. Seseorang yang membuat saya rindu berulang kali. Seseorang yang kepadanya saya limpahkan rasa sayang, hanya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya terhitung dalam waktu satu minggu saja sejak pertama kali kami berkenalan di gurun Giza saat menanti surya terbit kala itu. Seseorang yang membuat saya menangis terisak seperti anak kecil yang diambil paksa mainannya ketika kami terakhir kali berpisah di bandara, yang mana saya bahkan tidak seperti itu ketika melepas pacar saya pergi kerja keluar negeri.

Entah kapan lagi kami akan bertemu. Saya hanya bisa berharap Tuhan akan selalu menjawab doa orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk meminta. Persis seperti apa yang Leo Tolstoy bilang, 'Tuhan tahu, tapi menunggu'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar