Jumat, 18 April 2014

Selingkuh (?)

Di path gue, seorang temen baru aja nge-share suatu postingan yang dia dapet dari grup sebelah, katanya. Sebelah mana juga gue nggak paham, yang pasti begini isi postingannya:

Pacaran atau menikah itu bukan sekedar saling mencintai dan mengerti satu sama lain. Hal yang paling terpenting dari menjalin sebuah hubungan adalah komitmen untuk setia. Buat apa pacaran, kalo pada akhirnya selingkuh? Buat apa menikah, bersumpah sehidup semati kalau pada akhirnya mengkhianati.
Buat yang sekarang menjalin hubungan di belakang pasangan kalian, pernah kah kalian membayangkan jika kalian berada di posisi mereka?
Ketika mereka mencintai Anda sepenuh hati mereka, tapi ternyata Anda mengkhianati cintanya. Ingatlah bukan hanya kalian yang punya pilihan untuk selingkuh. Pasangan Anda pun punya pilihan untuk selingkuh. Tapi apakah mereka melakukannya? Tidak. Mereka memilih untuk terus setia. Alasan Anda selingkuh karena ada yang lebih baik dari pada pasangan Anda? Ingat lah bahwa di luar sana juga banyak yang LEBIH BAIK dari Anda. Tapi apakah pasangan Anda memutuskan untuk mencari yang lebih baik dari Anda? TIDAK. Mereka tetap setia mencintai Anda dan menerima semua kekurangan Anda.
Jangan rusak cinta yang sudah kalian bangun hanya karena godaan nafsu belaka. Sadarkah kalian ketika kalian selingkuh, kalian bukan hanya menghancurkan hati pasangan Anda, tapi juga menghancurkan keluarga kalian. Untuk yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak, pernahkah kalian bayangkan bagaimana perasaan anak-anak kalian ketika mengetahui orangtua mereka selingkuh?.
Ingatlah siapa yang selama ini mencintai Anda sepenuh hati. Ingatlah siapa yang sabar menghadapi Anda, siapa yang setia menemani Anda di segala waktu, siapa yang menerima Anda apa adanya, siapa yang akan tetap berada di samping Anda meskipun Anda sedang terpuruk. Bukan si orang ketiga, tetapi pasangan Anda.
Untuk pasangan yang masih setia, teruslah setia. Untuk yang sedang selingkuh, kembalilah ke jalan yang benar. Bahkan dalam agama selingkuh adalah hal yang dilarang. Percuma Anda beribadah dengan rajin, kalau Anda selingkuh. Ingat perasaan pasangan, ingat perasaan keluarga.
SAY NO TO SELINGKUH. SELINGKUH ITU MUDAH, KENAPA TIDAK MENCOBA HAL YANG LEBIH SULIT, SEPERTI SETIA.



Begitulah kira-kira isi postingan temen gue. Well, gue agak sedikit setuju sih sama postingan itu. Tapi agak susah ngomonginnya kalau lo sendiri belum pernah ngalamin hal ini. Susah kalau cuma mengandai-andai soal kasus ini. Tapi bersyukurlah kalau lo nggak pernah ngalamin hal ini. Hhehe.

Begini, buat gue pribadi, selingkuh itu mudah untuk dilakukan. Sangat mudah. Apalagi buat cewek yaaa. Well, no offense sih. Tapi yaaa, gue rasa begitu. Ya mungkin ini cuma pendapat gue pribadi sih, tapi gue sebagai cewek ngerasa lebih mudah aja buat naro hati, even ketika lo punya pasangan. Cewek mana sih yang nggak suka diperhatiin? Apalagi kalo emang lagi stress sama pasangannya yaa.

Tapi buat gue, selingkuh itu jadi masalah kepribadian lo. Sejauh apa lo bisa manage diri lo dan pilihan-pilihan lo sendiri. Keinginan untuk ‘nengok’ orang lain ketika lo punya pasangan pasti pernah ada dalam pikiran kita masing-masing. Minimal menilai bahwa fisik orang lain lebih baik dari pasangan kita lah. Atau bahwa orang lain bisa membahagiakan kita lebih dari pasangan kita. Dan studi formal bahkan mengiyakan hal itu. Malah, pernah, di satu portal online gue baca kalo seorang cowok bisa suka sama tiga orang sekaligus walaupun dia udah punya pasangan.

Berhubungan dengan kuliah gue, gue belajar yang namanya mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi, which is my all time favorite, dosennya namanya Mbak Oci. Jadi di matkul itu, gue pernah belajar soal yang namanya Tahapan Perkembangan Hubungan, yaitu yang pertama fase dimana lo saling kenal dan mulai deket. Terus kedua, yaitu fase dimana lo mulai mempertanyakan kelanjutan hubungan lo alias mulai nembak. Terus ketiga, disinilah fase ‘jadian’ lo. Di fase tadi ada kekhawatiran-kekhawatiran dimana lo bakal kehilangan pacar lo, khawatir lo ga punya hubungan yang asyik & mesra, plus khawatir kalo lo bisa kehilangan kebebasan. Terus keempat, lanjut ke fase dimana hubungan lo melemah tapi belum putus. Terus kelima ada Repair stage, usaha buat benerin hubungan lah, tapi ini optional aja sih kalo diperluin. Nah yang terakhir itu ada Dissolution stage {interpersonal separation (berpisah) & social/public separation (berpisah secara resmi)}, alias putus.

Well, setiap hubungan itu ada fase deteriorasi & disolusi, melemah atau putus. Buat gue pribadi, selingkuh itu bisa masuk ke deteriorasi atau malah disolusi. Disini ada tahapnya lagi, pertama lo mulai nggak puas sama hubungan lo, atau bahasa gampangnya jenuh. Kedua, lo mulai nyari pelampiasan nih, minimal curhat lah ke temen deket. Ketiga, lo masih mau ngebahas ini sama pacar lo, biar hubungan ini jadi lebih baik. Keempat, lo udah jenuh banget karena ngerasa hubungan lo ga bisa dibenerin terus minta putus. Kelima, lo nganggep hubungan itu Cuma masa lalu, dan di tahap ini efeknya bisa negatif, dimana lo bisa jadi musuhan, atau jadi positif, ya temenan lagi.

Menurut gue, selingkuh itu sendiri ada di tahap kedua di fase deteriorasi, dimana lo nyari pelampiasan atas ketidakpuasan lo sama pasangan lo. Modelnya bisa macem-macem. Bisa Cuma sekedar curhat sama temen lo, atau nyari orang lain yang bisa cover kekurangan pasangan lo. Di tahap inilah lo mesti hati-hati, lo harus pinter manage diri lo bahwa untuk menyelesaikan masalah lebih baik tidak dengan cara kabur ke orang lain, tapi hadapi! Jangan jadi pengecut. Gue rasa, lo putus karena emang ada masalah di antara lo berdua jauh lebih baik daripada lo harus putus dengan ngajak orang lain buat jadi kambing hitam di hubungan lo. Kan awalnya juga lo jadian berdua, nggak ngajak-ngajak doi kan? Terus pas putus, lo ngajak dia gitu? Nyari temen buat disumpahin bareng? Percayalah sama gue, ketika lo selingkuh, lo pasti bakal disumpahin sama orang yang lo selingkuhin, temen-temennya dan bahkan mungkin keluarganya. Minimal di doain gini, “yaudahlah, entar juga tau sendir, ntar juga dia nyesel sendiri”.

Balik lagi ke postingan di atas. Gue ngerasa kalo dalam suatu hubungan itu wajar jika ada yang namanya jenuh. Capek aja lah gitu. Percaya sama gue, itu bukan karena lo nggak sayang sama pacar lo, tapi itu emang karena lo capek aja sama dia. Itu yang ada di otak lo, sadar nggak sadar. Kecenderungan buat nyari tempat yang lebih nyaman itu juga sayangnya emang harus dianggap wajar sih dalam satu hubungan. Analoginya kayak lo udah pegel tidur di kasur kapuk, terus masa iya pas lo punya uang lo nggak mau beli springbed? Pasti mau kan? Tapi kalo lo pinter, lo akan mikir lagi, mungkin uang buat beli springbed itu bisa lo pake buat beli keperluan lain yang emang urgent, dan bahwa kasur kapuk itu masih bisa buat lo jadiin alas tidur lo.

Di tahap ketika lo jenuh sama pacar lo, lo punya kesempatan untuk memperbaiki hubungan lo. Kalo di teori yang gue dapet, ada strategi untuk REPAIR. Dan bahkan, ketika hubungan itu udah berakhir, masih ada kesempatan untuk rekonsiliasi which is itu berfokus sama hubungan yang udah kelar. Tapiiiii.. sekali lagi, buat gue pribadi, terutama di umur segini, lo udah harus bisa berkomitmen. Komitmen untuk apapun, termasuk pacaran.

Selingkuh itu kadang gue pikir sama kayak orang gendut pengen kurus secara cepet. Kita pasti paham yang namanya no pain no gain, kalo lo ga sakit ya lo ga akan berhasil. Misalnya lo gendut, terus pengen kurus cepet, lo beli pil pelangsing instan atau yang agak oke-an dikit, sedot lemak. Dua-duanya resikonya gede. Dan kalopun berhasil, hasilnya beda sama kalo lo cutting dan diet secara bener. Sayangnya, kalo lo gagal, gagalnya bakalan parah bahkan bisa bikin lo mati.

Dan satu hal yang gue pikir, ketika lo mulai berani untuk selingkuh, lo menjadi orang yang tidak akan pernah puas. Lo bosan, terus nengok lagi, gitu aja terus. Ya mungkin lo bakalan tetep sama pasangan lo, tapi itu bisa Cuma de facto doang. De jure-nya mah lo belok kanan kiri. Selingkuh itu sama aja sih kayak pacaran. Kita tau kalo itu salah, tapi kita tetep aja nyobain, dan ketika udah nyobain kita malah bisa jadi ketagihan. Dan bahkan, ketika lo gagal, lo ga kapok buat nyoba lagi.

Kita harus ingat lagi kalo selingkuh itu nggak cuma bakalan nyakitin satu orang. Bodoh kalo lo ngerasa bahwa si orang ketiga lebih ‘butuh’ lo, dan bakalan lebih ngerasa tersakiti. Kalo lo selingkuh, berapa banyak sih yang tau hubungan lo sama dia? Nggak lebih banyak dari yang tau hubungan lo sama pacar lo, gue rasa. Jadi seandainya yaaa.. seandainya (jangan sampe) lo selingkuh, dan kemudian lo lebih memilih pacar lo, lo mungkin hanya akan (maaf) menyakiti si orang ketiga, karena yang tau hubungan itu Cuma lo berdua. Tapi ketika lo selingkuh, dan lebih memilih sama selingkuhan lo, lo mungkin aja bakalan nyakitin pasangan lo, keluarga pasangan lo, keluarga lo (karena mungkin aja keluarga lo malu sama keluarganya pasangan lo), temen deketnyanya pasangan lo (pasti sih, kebawa-bawa), dan bahkan mungkin nyakitin perasaan temen lo yang ngedukung pasangan lo. Nah, kalkulasiin sendiri lah.

Mari kita baca lagi. SAY NO TO SELINGKUH. SELINGKUH ITU MUDAH, KENAPA TIDAK MENCOBA HAL YANG LEBIH SULIT, SEPERTI SETIA.

Ya, setia itu sulit, terlebih ketika godaan banyak di depan mata. Tapi suatu hal yang lebih sulit untuk didapat, pasti bakalan lebih worth buat dimilikin. Dan menjadi setia dan bertanggungjawab itu cool abis. Ketika lo memilih seseorang, dan memilih untuk tetap sama orang itu no matter what happen (di luar kasus selingkuh yaa), akan ada harga yang dibayar dari kesetiaan lo itu. Setialah, bukan hanya untuk pasangan lo, tapi juga untuk diri lo sendiri.

So, keep love!
xoxo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar