Jumat, 05 Mei 2017

#Baper





Jadi kemarin ceritanya gue nonton show-nya Kahitna di Bogor, dan salah satu lagu yang dibawain itu lagu ini yang termasuk salah satu lagu baru dari mereka. Jujur itu pertama kalinya gue denger lagu itu, dan gue suka banget! Malahan setelah itu, hampir 3 hari setelah denger lagu itu, gue dengerin terus dan nyanyiin terus, sampai dari yang awalnya gue cuma suka karena lagunya, sampai gue beneran baper denger lagu ini.
Menurut gue, lagu ini tipe lagunya Yovie, dan lagu Kahitna banget, liriknya sederhana tapi dewasa, dan melodinya itu luar biasa bikin nyess~ Lagunya tentang seseorang yang suka sama seseorang (lainnya), tapi dia nggak berani buat ngungkapin perasaan itu karena dia takut cintanya nggak berbalas.
Gue yakin ya, banyak orang yang pernah ngalamin hal kayak gini. Termasuk gue, jelas.. :)
Jadi, belakangan ini, gue suka sama seseorang. He's a type of a person that I like. Suka yang beneran suka dia personally dan suka dia karena naksir. Dia baik banget, kharismatik, sholeh, charming, generous, gentle dan segalanya yang bikin orang juga suka sama dia, baik cewek ataupun cowok. Kayak everyone fall for him gituuu karena dia memang luar biasa baik. :')
Gue tau, ada banyak perempuan yang suka sama dia, mulai dari A sampai Z. Dari yang ngumpet-ngumpet sampai terang-terangan (walaupun tetep implisit) suka sama dia. Dan gue, sebagai bagian dari cewek-cewek yang juga suka sama dia, sadar betul akan satu hal, dia nggak akan pernah suka sama gue kalau ngebandingin diri gue sama cewe-cewe lain yang juga suka sama dia.
These past days, ketika gue denger lagu Kahitna ini gue jadi sering kepikiran tentang orang yang gue suka ini. Gue mulai merunut kronologi kenapa gue bisa suka sama dia, dan akhirnya sampai pada kesimpulan, I fall in love with him. Yang kalau kata Raisa tuh bukan jatuh cinta, tapi jatuh hati dimana ku tak harus memilikimu tapi bolehkah ku selalu di dekatmu.
Lyk, gue selalu kepikiran dia terus. Dia di mana, dia lagi ngapain, dia mau apa, sampai ke mikirin apa pendapat dia kalau gue begini atau begitu.
But, I just can't tell him. Sama aja kayak ngegali lubang kubur sendiri. Why? Karena semakin gue mengenal dia, semakin gue tau bahwa gue juga ga akan pernah sama dia. Dia nggak akan suka balik ke gue dengan segala alasan dan faktor pendukungnya. Tapi jujur aja, ada keinginan dari gue buat berusaha jujur sama si oknum ini kalau gue suka sama dia.
Kalau ditanya kenapa sih gue  nggak bilang aja sama dia, sebenernya jawabannya simple. Gue takut perasaan ini nggak berbalas. One side love.
For addition, dia temen gue dan gue termasuk yang anti pertemanan rusak karena cinta. I don't want to ruin our friendship.
Tapi beneran deh, gue ga pernah semikirin orang lain kayak gini karena gue naksir sama dia. Gue pengen banget bilang sebenernya sama orang ini, kalau gue suka banget sama dia. Cuma untuk bilang. Gue cuma pengen dia tau, dan bagus kalau dari situ dia bisa ngeliat gue dari sisi yang lain. Dari sisi di mana gue bukan temennya.
Tapi sekali lagi, ngungkapin sayang ke orang lain itu dilema. Itu tuh kayak bom waktu yang tinggal nunggu meledak, dan ngerusakin apapun yang ada di sekitarnya. Semua yang udah lo bangun, mulai dari citra sama kualitas hubungan lo berdua itu sama-sama risky. Kalau ada yang pernah nonton drama korea Reply 1988, pasti pernah nonton scene di mana Deok Seon sama dua temen ceweknya lagi ngobrol, dan temennya baru aja patah hati karena ngaku suka sama orang yang dia suka dan got dumped. Terus temennya bilang, 'waenyol! Bodoh lo! Buat cewek-cewek kayak kita, cerita cinta kita tuh berakhir ketika kita ngaku kalau kita suka'.
Yes, mungkin itu juga berlaku buat gue. Walau sebenernya ya, kalaupun gue nantinya ngaku suka sama dia, gue akan bilang kalau gue suka personalitynya dia, dan gue pengen jadi temen deket, temen diskusi, support system-nya dia yang fully support dia di berbagai hal. Tapi gue beneran takut kalau ketika gue cerita ke dia itu bakal jadi cerita terakhir antara gue sama dia.
Gue berusaha untuk nggak mikin ini, tapi tetep yaaa gue jadi kepikiran terus. Bilang atau mendingan diem aja ya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar