Minggu, 12 Februari 2017

Bapak

Tadi, aku duduk di sebelah Bapak yang terbaring di kasur IGD Rumah Sakit.
Sambil memalingkan wajah aku menangis.
Bapak jelas melihat itu.
Sekilas ada gerakan tangannya ingin menyentuhku.
Lalu ia mengajak berbicara, yang ringan saja, bertanya Adik kemana.
Ku jawab biasa.
Tak lagi bisa ku sembunyikan mataku yang basah.
Aku membiarkannya, agar Bapak juga tahu aku takut ia kenapa-kenapa.
Sedih rasanya melihat Bapak terbaring lemah.
Bapak yang hampir seperempat abad ini ku lihat kuat dan gagah.
Yang menganggap bahwa sakit dan menangis adalah hal yang memalukan.
Maka dari itu, tak pernah sekalipun aku berencana mengurai tangis di hadapnya.
Tapi kali ini beda.
Bapak sedang sakit, dan aku tak tega melihatnya.
Cepat sembuh, Pak.
Syafakallah.
Semoga sakit ini menjadi penggugur dosa.
Aamiin Allahuma aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar