Kamis, 05 Januari 2017

Support System

Gue inget sekitar tahun 2016 yang lalu, seorang teman pernah curhat tentang dia yang lagi berantem sama pacarnya.

"Gue sebel ya, dia itu gini, gini, gini..... Gue tuh maunya pacaran sama-sama jadi support system, bukan malah jadi kompetitor. Kalo engga ya bisa putus lah pacarannya!" Keluh dia kesal waktu itu.

Waktu itu gue langsung berpikiran, oh iya ya, pacaran itu harus saling support in almost every single thing, bukannya saling bersaing membuktikan diri yang satu lebih baik dari diri yang lain.

--
Kemarin, gue pulang bareng temen gue yang lain. Di perjalanan, dia cerita kalo dia saat ini lagi deket sama seseorang. Tapiii, dia ga mau disebut pacaran. Hanya dekat, katanya. Punya komitmen untuk saling mensupport satu sama lain, sampai nanti tiba waktunya akan disahkan.
Lagi-lagi tentang support. Di lain waktu, gue pernah pulang bareng temen gue yang lain dan ngomongin tentang benefit punya pacar.
Jadi, ceritanya si temen gue ini nggak mau pacaran. Tapi, dia bilang, "tapi kadang-kadang mau sih. Maksud gue, kadang kalau lagi down atau lagi kenapa gitu, pengen rasanya punya orang yang bisa diceritain." katanya sedih 😂

Nah sebenernya yang dicari bukan 'pacar' atau status pacaran itu sendiri. Tapi memang mungkin yang dibutuhkan sebenernya si support system itu. Memang beda sih kalo punya pacar, tapi sebenernya siapa aja bisa jadi support system. Teman, guru, dosen, atau malah orang yang baru dikenal.

Gue sangat setuju sama temen gue yang pertama. Kita butuh si 'support system' itu, dan ga perlu dalam bentuk pacar. Tapi kalo emang lebih dari temen, yaa susah juga kalo ga dibilang pacar.

Jadi, mari kita saling support!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar