Sabtu, 19 November 2016

Menjadi Baik

Kalau lo adalah perempuan, bukan suatu hal yang sulit rasanya buat bisa mengidentifikasikan perempuan (lain) yang lagi jatuh cinta.
Perempuan yang lagi jatuh cinta itu gampang banget diliat sama (sayangnya, bukan sama si laki-laki yang dia suka itu) perempuan lain di sekitarnya.

Gue punya seorang temen perempuan, sebut aja namanya Mia. Belakangan ini, gue bisa dengan sangat jelas ngeliat dan ngejudge kalo Mia ini lagi jatuh cinta. Those blushing cheeks, those excitements, and so on. I just can tell that she is really into someone.
Dan kebetulan, gue tau siapa orang yang dia taksir ini. Gue kenal sama cowok yang Mia suka, nggak kenal baik, tapi cukup tau untuk ngerti tipe orang yang kayak gimana si cowok ini.

Kalo boleh jujur, sebenernya juga gue suka sama si cowok ini. Entah suka yang kayak gimana, yang jelas memang si cowok ini admiring. Cowok ini memang pribadi yang baik dan menyenangkan, yang bisa bikin semua orang baik cowok ataupun cewek falling into him gitu. Tapi dalam kasus ini, Mia jelas lebih dari sekedar admiring si cowok ini. Dia naksir.

Salah satu indikator yang bikin gue yakin kalo Mia naksir sama si cowo ini adalah ketika gue mulai ngeliat perubahan-perubahan di diri Mia. Terutama dalam hal agama. Si cowok ini, emang terkenal punya sisi agamis yang bagus, jadi wajar ketika perubahan pertama yang menurut gue paling keliatan dari diri Mia adalah dari sisi agama.
Mia, yang tadinya jarang beribadah jadi sering beribadah.
Dan gue pribadi justru seneng ngeliat itu.

Gue sendiri pernah ada di posisi nya Mia. Gue rasa emang gue tipe orang yang gampang terpengaruh sama orang lain. Karena gue naksir sama seorang cowo yang baik dan agamis, gue jadi ikut-ikutan jadi baik dan agamis.
Sempet sih, kepikiran kalo apa yang gue lakuin itu salah, dan itu kepikiran lagi ketika gue sadar perubahan Mia. I mean, pasti akan ada suara-suara yang bilang kalo niat lo salah, karena lo menjadi baik (mungkin aja) cuma biar terlihat baik di mata doi, bukan di mata Tuhan.

Tapiii, entah kenapa kemudian gue berpikir. Rasanya nggak salah juga sih kalo Mia berubah menjadi baik demi si cowok itu. Toh, kalo memang pada akhirnya 'baik'-nya itu seterusnya dan nggak cuma sebatas 'di cowok itu', gue rasa cowok itu malah bisa jadi media Tuhan buat 'memperbaiki' Mia.

Buat gue pribadi, memang indah keliatannya ketika cowok yang gue suka dan kemudian jadi pasangan gue adalah cowok yang baik, dengan kualitas pribadi yang baik juga. Terlebih yang bisa ngebimbing gue ke arah yang lebih baik. Yang bisa jadi support system buat satu sama lain, yang sama-sama punya tujuan yang baik juga.
Jadi, buat Mia, kalo emang cowok itu bisa bikin lo jadi lebih baik, cobalah untuk ambil semua yang baik-baik dari cowok itu. Dan buat si cowok, you are really a good guy, semoga apapun yang lo lakukan juga bisa berdampak baik, bukan cuma buat diri lo sendiri tapi juga orang banyak. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar