Rabu, 23 November 2016

A Head Full of Dreams



Belakangan, isi timeline social media gue penuh sama orang-orang yang riweuh sama konser Asia-nya Coldplay. Gue sendiri juga termasuk salah satu dari fans band asal Inggris ini, dan termasuk dari bagian orang-orang yang riweuh juga pengen nonton konser-nya di Singapur. :p

Persis kayak judul lagu, album, dan tema konser Coldplay tahun ini, A Head Full of Dreams. DDi kepala gue juga penuh sama mimpi-mimpi, dan bisa nonton Coldplay secara langsung adalah satu dari dreams gue itu tadi. Gue emang bukan yang freak abis atau gimana, tapi ada di tengah-tengah konser Coldplay adalah sesuatu yang jadi goals di hidup gue :")

Sayangnya, nonton Coldplay adalah satu dari sekian banyak dreams yang justru bertentangan sama bokap gue. Sedih rasanya ketika banyak mimpi-mimpi gue yang justru nggak align sama keinginan bokap gue, karena gue sendiri tau, akan ada satu pihak yang nggak happy dengan apa pun keputusan yang gue ambil, either gue atau bokap gue.
Semakin dewasa, gue sendiri mulai melunak dan nggak se-batu dulu lagi. Gue mulai mengerti sifat bokap gue, dan mulai memikirkan apa yang dia mau, kemungkinan bahwa pilihan gue juga beresiko dan kemungkinan bahwa pilihan dia mungkin ada benarnya. Selain itu, gue udah mulai nggak tega karena bokap gue udah semakin tua, gue nggak mau dia mikirin gue berlebihan, atau kemungkinan gue ngecewain dia.

Berkompromi sendiri pada akhirnya adalah sesuatu yang akan kita lakukan seiring semakin dewasanya diri ini. Semua pilihan dan kemungkinan pasti akan diputuskan dengan lebih bijak. Hal-hal yang mungkin bisa merugikan atau mengecewakan orang lain mungkin bakal dikurangi. Bukan cuma ngerugiin dan ngecewain orang lain sih, tapi juga ngerugiin dan ngecewain diri sendiri. Sayangnya, justru itu yang berat.

Pada akhirnya memang, kita sendiri harus lebih ksatria dalam hidup. Bisa menerima hal-hal yang kita mau atau nggak mau, bisa menerima kita bener atau salah, dan lain-lain, termasuk mengejar mimpi. Yang namanya mimpi nggak ada yang kecil, semua mimpi dan harapan itu pasti besar dan bahkan untuk beberapa hal yang keliatannya nggak mungkin. Dan semua orang, pasti mau menggapai mimpinya masing-masing. Sayang nggak semua mimpi memang harus berujung ke kenyataan, ada sebagian yang harus dikubur. Tapi selama mimpi itu gratis, nggak ada salahnya buat kita bermimpi.

Tugas kita hanya untuk bisa berkompromi dan bernegosiasi. Dengan Tuhan, takdir, orang tua, lingkungan, dan bahkan dengan diri sendiri. Untuk merealisasikan mimpi-mimpi itu tadi.

Sampai detik ini, masih banyak mimpi gue yang belum bisa direalisasiin, dan kalo untuk gue pribadi, faktor orangtua adalah ganjalan terbesar. Dan ini adalah hal yang paling susah buat gue kompromiin. Ngebahagiain orangtua adalah juga satu dari sekian dreams gue, dan mungkin yang paling utama saat ini. Mungkin masih banyak yang harus gue pelajari untuk bisa berkompromi dan bernegosiasi sama orangtua terutama bokap, biar apapun keputusan yang gue ambil dalam hidup ini bisa ngebahagiain dua belah pihak, baik gue sendiri ataupun orangtua gue.

Jadi, karena untuk saat ini gue yakin bokap nggak akan ngizinin gue nonton Coldplay April ini di Singapur, gue masih bisa ngalah walaupun gue mampu dan berani buat ke Singapur nonton itu. Tapi suatu saat nanti gue yakin, gue bisa nonton Coldplay, di mana pun. Dan gue yakin Allah pasti menjawab mimpi ini dengan keadaan yang lebih baik dari sekarang.
Nonton bareng pasangan, misalnya.
:))))))))))))))))

2 komentar:

  1. "Nonton bareng pasangan, misalnya."

    Nonton bareng gue aja sini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. LO MAU NONTON COLDPLAY JUGAAAAAAA?!?! LYK PLEAAAAAAAAASE HAYUKKKKK!!

      Hapus