Jumat, 07 Juli 2017

SEPARUH KITA by Ust. Salim A. Fillah

-menyambut akad Akhinda @ Muzammil Hasballah-
بارك الله لك ، وبارك عليك ، وجمع بينكما في خير
_______________
@salimafillah

tentu saja saat itu kau punya banyak pilihan
dan aku sama sekali tak masuk hitungan
aku bukan lelaki yang jika kaulihat membuatmu serasa menatap malaikat
juga bukan pria yang jika diajak bicara, membuatmu merasa ada dan berharga..

dan, sulit kubayangkan apa yang ada dalam benakmu, terlebih ayah ibumu
ketika di acara khithbah –setelah rombongan keluargaku tersesat
empat jam menyusuri peta buta, ditambah tiga jam berputar sana sini-
kukatakan pada keluarga besarmu, “urusan saya adalah segera menikah
tak jadi soal besar dengan siapa. jika tak kami dapat mertua di sini,
insyaallah akan kami cari di perjalanan pulang nanti.”

aku tahu, aku terlihat tak waras dan tak tahu malu dengan kekata itu
tapi hebatnya kau memahamiku, dan tertakjub aku
karena kau bisa meyakinkan walimu, bahkan wangsamu
hm, ternyata kita memang sejiwa, seakan ketika melirikmu sekilas
hatiku berkirim pesan, “aku bukannya tak sabar. hanya tak ingin menanti.
karena ketegasan macam ini adalah juga kesabaran –juga kesiapan diusir pulang.
karena bagiku, dalam penantian, ada lebih banyak celah syaithan.”

-aku sadar, sejak peristiwa itu kau mulai mengenalku, dan
menyiapkan diri untuk kelaknya banyak-banyak menyabariku-..

aku lalu tahu bahwa kau agak pemarah
tapi aku suka itu; karena marahmu selalu di atas alasan jitu
dan lagi kau tak sekeras bunda ‘aisyah yang membanting piring
ketika suaminya sedang menjamu tamu-tamu yang terbelalak lalu haru
kau juga tak sampai mengatai suami, “kau ini hanya mengaku-aku nabi!”

separah-parahnya yang kurasakan hanya tak kaubukakan pintu
seperti sayyidina ‘ali ketika dimarahi fathimah, lalu tidur berselimut debu
dan ketika itulah dia mendapat panggilan cinta dari mertua: abu turab..

dan lebih dari itu kau memintaku menjadikanmu khadijahku
itu artinya kau akan meneladaninya; misalnya dengan tak bertanya
ketika kau lihat beban menekuk mukaku, menggontaikan tubuhku
lalu kau persilakanku berbaring bukan di kamarmu, menyelimutiku
karena begitulah yang dilakukan khadijah ketika suaminya ditimbuni risalah
tapi menjadikanmu khadijah artinya juga;
takkan ada selain dirimu, sebelum Allah memanggilmu
soal yang ini doakan aku kuat; dan aku tak pernah berdoa agar terjadi cepat-cepat..

kau tak suka terlalu banyak dilihat mata, sejak lama..
tapi sesekali, bukankah Sang Nabi juga terlihat berlomba lari bersama istri..
menonton tarian tombak di masjid dengan saling bersandar dan pipi menempel pipi..
atau berkendara dengan memangku shafiyah dan lutut saling menyangga..

maka inilah kita mengenang masa, menyemangati yang muda-muda
bahwa membangun cinta memang seperti membina istana surga
tak mudah, tapi terus kita berusaha
aku yang selalu tertatih memahamimu
dan kaulah penepis goda, lalai, serta lena

tigabelas tahun bersamamu cinta, ada banyak yang tak dapat diungkap dengan kata
tapi ringkasnya begini: engkaulah separuh agama, penjaga ketaatanku..


Repost dari Facebook Ust. Salim A. Fillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar