Senin, 15 Februari 2016

Tentang Siapa

"Tahapan orang mencari pasangan itu ada dalam tiga siapa. Satu, siapa kamu. Dua, siapa saya. Tiga, siapa saja."

Aku lupa entah pernah denger atau baca dimana kata-kata ini.
Tapi, yang jelas kata-kata ini sempat jadi pikiran aku beberapa waktu. Bener juga ya, dulu waktu masih ABG, nyari pacar ataupun pasangan bukan hal yang penting buat aku pribadi. Hidup satu kelas sama cowok-cowok dari hari Senin sampai Sabtu, dari jam 5 pagi sampai jam 7 malam, bikin aku ngerasa nggak perlu punya pacar. Walaupun itu juga didukung sama aku yang nggak bisa move on dari mantan. Tapi intinya, waktu itu aku males pacaran, dan kalaupun deket sama seorang cowok aku bakal liat dulu cowok itu. Bisa apa lo? Pikirku waktu itu. Kalau gue bisa dapet dari temen-temen gue, ngapain gue sama lo?

Sampai kemudian akhirnya aku ngerasa aku pengen banget punya pacar, karena aku ngerasa ini nih waktunya. I was 19 or 20 waktu itu, dan target nikah aku waktu itu sekitar 23. Jadi pas lah yaaa.
Ketika aku rasa ketemu sama orang yang pas, aku pun berani buat pacaran sama orang itu. Sayangnya, it didn't going well, kayak yang aku bayangin sebelumnya, kita bubar jalan bahkan disaat kita belum sepenuhnya jalan menurut aku :'D

Disaat putus itu, baru deh ngerasain yang namanya galau. Well, there was something yang menurut aku 'ugh' banget waktu itu, dan sayangnya nggak bisa aku ceritain ke siapa-siapa. Jadi proses pasca putus itu bener-bener aku anggap sebagai turning point di hidup aku.
Salah satunya adalah ketika aku mulai ngerasa buat ngeliat siapa diri aku sebenernya, dan apa yang aku punya. Inilah titik 'siapa saya'  buat aku. Dengan aku yang begini, dengan apa yang aku punya, kira-kira (si)apa yang bisa aku dapetin yaaa. Sayangnya, justru di tahap ini aku ngerasa drop banget. Self esteem aku turun banget, dan aku ngerasa I was noone and I couldn't be someone. Titik drop ini bahkan bikin aku ngerasa kayaknya aku bakalan leap ke tahap 'siapa saja'.
Well, tahap 'siapa saja' ini dikategorikan sebagai tahap paling desperate buat seseorang. Siapapun asal mau. Sebegitunya. Dan bahkan dianggap sesuatu yang memalukan.

Tapi, as time heal. Suatu waktu aku mikir. Dalam mencari pasangan semua orang tentu ngelewatin tahapan-tahapan ini. Ya, tentang siapa kamu/dia, siapa saya, dan siapa aja.
Siapa kamu, apa latar belakangmu, apa yang kamu bawa untuk aku. Itu jadi penilaian utama. Karena tentunya kita mau pasangan kita adalah yang paling baik dari yang terbaik. Yang bisa membawa kita ke kebaikan apapun itu.
Lalu siapa saya. Bukannya sudah disampaikan, yang baik maka untuk yang baik pula? Makanya, kalau misalnya kita mau yang terbaik, kita sendiri juga harus jadi yang paling baik di antara yang terbaik.
Terakhir, siapa aja, karen jodoh udah diatur sama Tuhan. Bisa seseorang yang kamu mau atau engga, bisa yang pernah diucap dalam doa atau bahkan yang nggak pernah terbayang sama sekali sebelumnya. Jodoh itu ajaib dan seringkali dikirimkan dengan cara yang ajaib pula.

Jadi, jangan khawatir tentang tiga tahapan ini. Nggak ada yang namanya pertama, kedua, atau ketiga. Semuanya beriringan, dan itu harus hukumnya, bukan lagi jadi pilihan.^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar